Senin, 10 November 2014

DISKRIPSI, INTERPRETASI, ANALISIS, EVALUASI & PENILAIAN SUATU GAMBAR

DISKRIPSI,  INTERPRETASI, ANALISIS, EVALUASI & PENILAIAN SUATU GAMBAR

PENDAHULUAN

Pendidikan seni merupakan sarana untuk pengembangan kreativitas anak. Tujuan pendidikan seni bukan untuk membina anak-anak menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif. Seni merupakan aktivitas permainan, melalui permainan kita dapat mendidik anak dan membina kreativitasnya sedini mungkin. Dengan demikian dapat dikatakan seni dapat digunakan sebagai alat pendidikan.

Menggambar, merupakan salah satu kegiatan yang cukup diminati oleh sebagian besar anak-anak. Hal ini karena menggambar merupakan salah satu bentuk kegiatan ekspresi yang dituangkan melalui garis-garis, warna, pola-pola, dan bentuk. Masing-masing memiliki cirri khas dan pesan tersendiri sesuai sang penggambar (anak). Ini membuktikan bahwa setiap anak memiliki cirri khas dan karakter yang berbeda. Faktor-faktor psikologis sangat mempengaruhi hasil gambar seorang anak, karena pada hakikatnya menggambar merupakan bentuk curahan emosi atau ekspresi batin seorang anak. 

Kemampuan menggambar anak sudah berkembang bahkan sejak periode batita. Lebih dari itu gambar yang dihasilkan oleh seorang anak di setiap periode memiliki arti dan karakteristik yang berbeda-beda. Viktor Lowenfeld dalam bukunya Creative and Mental Growth (1982) meneliti tingkat perkembangan menggambar anak berdasarkan usia, menganalisis tentang periodisasi yang menjadi ciri umum lukisan anak-anak sesuai waktu (usia) dan tahap perkembangan sosial intelektual mereka.

Pada tugas seni rupa ini, saya akan menganalisa gambar dua siswa dari kelas rendah ( kelas I ) dan tinggi (kelas V ) SD berdasarkan segi periodisasi Viktor Lowenfeld dan segi tipologi. .

           

                                  LANDASAN TEORI

A.     DESKRIPSI

          Suatu    proses    penguraian      atau   penggambaran. Paparan ini merupakan penjelasan  -  penjelasan   dasar tentang hal-hal yang tampak secara visual, atau penggambaran  proses dari mulai gagasan dituangkan hingga menghasilkan karya. 

            Paparan deskripsi tidak mengindahkan tafsiran awal sebelum bukti-bukti, data-data, dan fakta pemikiran atau kekaryaan berhasil dikumpulkan. Pemaparan deskriptif tidak terbatas pada hasil akhir, namun bisa pula merunut dari asal-muasal (gagasan, tema, teknis, media, dan ungkapan). Oleh karena itu, paparannya meliputi uraian mengenai hal-hal yang dipaparkan secara kasat mata. Paparan deskriptif umumnya ditulis sesuai dengan keadaan karya sebagaimana adanya.

B.      INTERPRETASI

            Interpretasi atau penafsiran adalah suatu upaya untuk menjernihkan persoalan di dalam proses pengertian, yaitu dengan cara mengungkapkan setiap detail proses interpretasi dengan bahasa yang tepat. Penjelasan cara kerja seniman dan proses pengubahannya diuraikan sebagai tafsiran yang merujuk kepada suatu proses penemuan seniman, juga meliputi hubungan-hubungan yang bisa ditarik dengan unsur-unsur bahasa visual yang ditampilkan. Bentuk penilaian pada objek seni rupa merupakan penggabungan atau pertemuaan antara individualitas dengan gagasan, materi, dan pengalaman yang saling berhubungan


C.        ANALISIS
            Dalam analisis  diupayakan bagaimana menjelaskan objek kritik dengan sekian data. Proses ini lanjutan dari yang pertama, mulai menjelaskan bagaimana objek itu diatur menurut kepentingannya, seperti: bentuk, luas warna, garis luar secara khusus, barik, dan komposisi. Analisis juga termasuk jenis deskripsi, akan tetapi ia tidak hanya bicara soal penjelasan objek, melainkan juga mengikutsertakan kualitas unsur visual. 
         Paparan ini menuju ke arah bagaimana proses distorsi mulai dilakukan. Bermula dari penjelasan ihwal gagasan hingga kepada bagaimana ketika bentuk diungkapkan mengalami urutan perubahan-perbahan. Analisis berangkat dari wujud nyata dalam karya, akan tetapi terdapat langkah kajian yang lebih bersifat sebab-akibat. Analisis memperlihatkan usaha untuk menjelaskan karya secara objektif dan hubungannya dengan tafsiran dalam penelaan.
        Analisis  mulai bergeser dari sekadar paparan deskriptif objek ke arah pernyataan tentang bagaimana menafsirkan bentuk. Gagasan yang menerangkan proses kekaryaan disusun sebagai data penyelidikan tambahan yang berpengaruh dalam kerangka untuk menarik tafsiran-tafsiran.

D.   EVALUASI
           
     Deskripsi, analisis, dan penafsiran/interpretasi atas data-data visual dan pernyataan-pernyataan telah menjadi bagian kelengkapan penilaian. Proses penilaian harus merupakan bagian kritik yang jelas. Jika memberikan kepuasan, artinya penilaian kritikus dapat memenuhi fungsinya sebagai pemahaman. Sebab, kritikus seperti guru yang dapat menentukan tingkat interpretasi dan dapat memuaskan keinginan masyarakat dalam menerima penjelasan dan perkembangan. Dalam pembelajaran di kelas (materi apresiasi seni), mengenai tahapan evaluasi disarankan untuk mengacu pada kesimpulan dari interpretasi yang telah dibuatnya (apabila menggunakan tahapan evaluasi harus membandingkan dengan karya lainnya yang sejenis).

E.   PENILAIAN
Penilaian adalah kegiatan menentukan nilai suatu objek, seperti baik-buruk, efektif-tidak efektif, berhasil-tidak berhasil, dan semacamnya sesuai dengan kriteria atau tolak ukur yang telah ditetapkan sebelumnya.
Penilaian berfungsi sebagai :         
¬  Seleksi
¬  Diagnostik
¬  Penempatan
¬  Pengukuran Keberhasilan





DESKRIPSI

            Abigail, berumur 7 tahun menggambar seoran perempuan memakai baju ungu tua  ditengah – tengah  kertas gambar A4 dengan menggunakan  krayon. Dalam gambar tersebut digambarkan tangan kanan memegang sebuah payung berwarna – warni.  Warna payungnya dari kiri ke kanan : ungu muda, pink dan biru. Warna ungu juga dipakai untuk mewarnai tangkai payungnya.
            Rambut di gambar ini dikuncir ekor kuda. Tangan kiri lurus ke bawah dan kedua kaki tidak  mempunyai telapak kaki. Wajah, tangan dan kakinya berwarna krem.  Mata, hidung, dan mulut pada gambar ini tidak ditebalkan.  Matahari berwarna kuning 
            Gambar tersebut mempunyai latar belakang garis vertikal berwarna-warni dengan susunan dari bawah ke atas sebagai berikut : Oranye, ungu, pink, hijau, biru,   abu,   coklat muda, kuning,  merah ,kuning tua ,ungu muda ,pink , hijau , biru muda , abu-abu,  coklat muda , kuning,  merah.

INTERPRETASI
Gambar ini mengungkapkan pengalaman anak tersebut , yang pernah merasakan panasnya matahari sehingga perlu memakai payung untuk peneduhnya. Spontanitas anak masih berlaku. Ide-ide spontan yang ada dalam pikiran seorang  Abigail  dikeluarkan melalui bentuk gambar anak perempuan memegang payung saat matahari bersinar terik.
Apa yang digambarkan anak mencerminkan pribadinya, mengungkapkan apa yang diketahuinya anak. Komposisi warna menjadi sangat menyolok dengan warna-warna cerah dari krayon sebagai alat gambarnya. Warna – warna cerah  mendominasi  mengambarkan perasaan Abigail saat itu. Suasana yang riang, ceria .   Abigail telah mampu memadukan / menserasikan warna-warna  terlihat dari garis vertikal yang melatarinya.



ANALISIS
Gambar Abigail jika ditinjau dari :
·           Segi Periodisasi
Termasuk dalam   Periode Bagan (Schematic Stage)  dapat dilihat dari tabel berikut ini :
Ciri -ciri
Gambar Abigail
Sudah ada bagian-bagian

¬ Anak perempuan yang diletakkan ditengah media
¬ Penempatan matahari            paling atas
¬ Payung diatas kepala
Pengalaman obyektif yang bersifat pribadi
Menggambarkan sosok si anak yang pernah mengalami peristiwa seperti ini
Kesadaran anak mulai meningkat
Dilihat dari gambar payung untuk melindungi tubuh dari panas
Konsep ruang biasanya dinyatakan dengan garis-garis dsr, rebahan (btk. Folding over)
Garis dasar pada gambar ini berbentuk garis vertikal warna-warni

Struktur bentuk sdh ada
Gambar matahari, orang dan payung  sudah sesuai  dengan bentuk aslinya

·           Segi Warna
Warna mulai obyektif, artinya anak menyadari adanya hubungan antara warna dengan obyek. Disini anak telah menemukan konsep tertentu mengenai warna, yakni bahwa obyek tertentu akan memiliki warna tertentu pula.
Contoh dari gambar Abigail :
¬  rambut berwarna hitam, 
¬  kulit berwarna krem,
¬  matahari kuning. 

·           Segi Tipologi
Bedasarkan tipologi seni rupa, gambar Abigail bertipe visual seperti pada umumnya anak Indonesia.. Tipe visual mempunyai ciri - ciri sebagai berikut
¬  Lebih menonjol daya tangkap indrawinya
¬  Mengutamakan kesamaan hasil rekaman objek nyata
¬  Memperhatikan proporsi dan perbandingan rekaman objek nyata
¬  Menonjolkan sentuhan perspektif
Tipe ini akan membuat gambar dengan kemiripan ketelitian dan kecermatan sama dengan obyeknya. Gambar Abigail   yang sesuai dengan obyeknya adalah dirinya sendiri , payung yang sama dengan aslinya dan matahari
Proporsi perbandingan antara anak perempuan, payung dan matahari sudah sesuai dengan proporsi sebenarnya .
Penggunaan  perspektif, tampak pada perbedaan ukuran objek yang dibuat, yaitu pada gambar matahari  yang kecil, memperlihatkan bahwa matahari  tersebut terlihat dari kejauhan.

·         Segi Karakteristik  
1.         Gambar rebahan          :
Karya seni yang sejalan dengan analisis anak terhadap benda-benda disekitarnya. Ia berpandapat bahwa semua benda terletak tegak lurus pada latarnya. Pada gambar Abigail, gambar anak perempuannya tegak lurus dengan latarnya ( garis vertikal warna-warni )
2.       Gambar realistis          :
Anak tahu dan mengerti kenyataan  dia tidak lagi bersifat naif tidak hanya berpanut pada emosinya tetapi juga dasar rasionya.
Gambar sudah berbentuk seperti keadaan anak perempuan sesungguhnya, payung dan matahari.

EVALUASI
Kelebihan
Kelemahan
¬ Mampu menggambar sesuai obyek nyatanya, porporsi bentuk sesuai aslinya
¬  Kurang kreatif , hanya menggambar satu obyek saja
¬ Dapat memadukan warna dengan baik
¬  Hanya menggunakan warna-warna primer dan natural.
¬ Warna obyek sesuai dengan obyek nyatanya
¬  Gambar terkesan tegak lurus atau datar
Kesimpulan :
Untuk anak seusianya, Abigail termasuk anak yang memiliki kemampuan menggambar cukup baik : Porposi bentuk dan warna telah sesuai walau masih terkesan tegak lurus .




PENILAIAN
Penilaian  gambar Abagail :
¬  Mempunyai garis coretan yang tegas
¬  Memiliki ciri  realis/naturalis, yaitu menggambarkan dunia di sekelilingnya seperti yang ia lihat, objek akan mirip objek sesungguhnya.
¬  Mempunyai kemampuan menangkap proporsi bentuk dan warna, dan menuangkannya dalam gambar . Pada gambar  wajah, wajah tersebut mirip dengan manusia sesungguhnya, karena ia bisa memperkirakan proporsi anggota tubuhnya : kepala, tangan, kaki.
Berdasarkan kriteria diatas maka nilai yang sesuai untuk gambar ini adalah:  B atau dalam angka 78 



DISKRIPSI

Obeth, berumur 11 tahun menggambar :
         Gambar
Warna
¬  Sekumpulan hewan :
1)     Gajah
Abu-abu

2)     Kelinci
Abu-abu

3)     Burung
Merah

4)     Tupai
Merah Kecoklat-coklatan

5)     Jerapah
Kuning bentol-bentol hitam

6)     Kuda
Hitam
¬  Dua buah pohon
Pohon kanan


·           Batang
Coklat tua berlobang hitam

·           Rimbunan daun
Hijau  muda

Pohon Kiri


·           Batang
Coklat

·            Rimbunan Daun
Hijau tua
¬  Air  terjun

Biru keungu-unguan
¬  Sungai

Biru muda
¬  Batu-batuan

Coklat kehitam-hitaman
¬  Rumput-rumputan

Hijau muda dan hijau tua


INTERPRETASI
           
            Gambar dengan judul hutan menggambarkan keadaan hutan seisinya, yang terdiri dari binatang – binatang, tumbuh-tumbuhan, air terjun, sungai serta perbukitan tempat dimana air terjun itu berada.
           
            Sekumpulan binatang tersebut berkumul disuatu tempat. Mereka tampak asyik bermain dan makan. Binatang tersebut adalah tupai dan gajah yang sibuk dengan makanannya. Kuda dan jerapah yang hanya terlihat separuh badan karena tertutup pohon. Seekor burung yang assyik mematuk batang pohon serta kelinci yang asyik berlarian.
           
            Pewarnaan dalam gambar ini terlihat gelap karena obeth memandang   hutan sebagai  tempat yang gelap yang berisi binatang dan rimbunan pohon-pohon.

ANALISIS
·           Segi Periodisasi
Jika dilihat dari segi periodisasi maka gambar ini masuk pada katagori  Masa Naturalisme Semu (Pseudo Naturalistic) .

Pada  masa  naturalisme  semu,  kemampuan  berfikir  abstrak  serta  kesadaran sosialnya  makin  berkembang.  Perhatian  kepada  seni  mulai  kritis,  bahkan  terhadap karyanya  sendiri.  Pengamatan  kepada  objek  lebih  rinci.

            Gambar dibuat sesuai objek yang dilihatnya, tampak pada penggunaan warna yang telah sesuai dengan kenyataan sesungguhnya, yaitu pencocokan warna dengan warna benda/objek gambar yang dilihatnya. Warna air terjun, sungai, bukit, batu, rumput, pohon, tanah, dan  hewan dibuat sesempurna mungkin sesuai objek gambar aslinya. 

Perhatian pada detail, tampak pada bagaimana si anak membuat kepala jerapak tak tampak karena tertutup rimbunnya pepohonan. Begitu pula dengan kuda yang badannya hanya tampak kepalanya saja. Gajah dan tupai yang asyik dengan makanannya serta kelinci yang sedang berlarian. Adapula seekor burung yang sedang mematuk batang pohon serta efek-efek rumput yang ditempatkan sesuai dengan objek asli. Dari gambar di atas terlihat tanah yang berwarna coklat lumpur, hal ini memperlihatkan bahwa keadaan tanah tersebut memang memiliki gradasi warna coklat, atau penggambaran rerumputan yang masih kecil dan bunga-bunga liar yang bemekaran merah.

Dari gambar di atas juga dapat dilihat efek-efek aliran air pada sisi batu, hal ini membuktikan bahwa di usia 12 tahun, anak sudah mengedepankan detail dan selalu berusaha menggambar sesempurna mungkin sesuai objek gambar aslinya. Gambar dibuat natural dan realistis, tampak pada kesesuaian warna objek dan bentuk pada gambar dengan objek aslinya. Gambar ini bersifat naratif, menceritakan keadaan hutan sebagaimana mestinya.

Penggunaan perspektif, tampak pada ukuran perbedaan ukuran objek yang dibuat, yaitu pada gambar binatang yang bentuk dan ukurannya berbeda.

·           Segi Tipologi
Gambar hutan ini termasuk dalam tipe visual, menunjukkan kecenderungan bentuk yang  lebih  visual-realistis  (memperlihatkan  kemiripan  bentuk  gambar  sesuai obyek yang dilihatnya, atau obyektif). Binatang-binatang yang mempunyai wujud yang sama dengan aslinya. Sebagai contoh jerapah mempunyai leher dan kaki  panjang, gajah mempunyai belalai, gading, berbadan besar dan berkaki empat, pohon berbatang coklat berdaun hijau.

Penguasaan ruang telah terasa dengan cara membuat kecil objek gambar bagi benda yang jauh.  Pada gambar ini, air terjun digambarkan kecil  karena jaraknya jauh
Begitu pula penguasaan warna, pemakaian warna sesuai dengan warna-warna pada bendanya. Rumput dan tanaman berwarna hijau, batu-batuan berwarna coklat mirip benda aslinya.

EVALUASI
Kelebihan
Kelemahan
¬ Mampu menggambar sesuai obyek nyatanya, porporsi bentuk sesuai aslinya
¬  Kurang kreatif karena lebih memperhatikan detail hingga spontanitas hilang. 
¬ Adanya gradasi warna dan  sesuai dengan obyek nyatanya
¬ Bersifat naratif, dapat menceritakan  suasana hutan
Kesimpulan :
Obeth  dapat menggambarkan suasana hutan semirip mungkin  dengan aslinya sehingga siapa saja yang melihat gambarnya dapat merasakan suasana hutan














PENILAIAN
Penilaian gambar Obeth:
¬ Penguasaan konsep ruang mulai dikenalnya sehingga, letak objek tidak lagi bertumpu pada garis dasar, melainkan pada bidang dasar sehingga mulai ditemukan garis horizon.
¬ Pemahaman warna sudah mulai disadari
¬ Keseimbangan dan irama mulai dikenal


Berdasarkan kriteria diatas maka nilai yang sesuai untuk gambar ini adalah:     B+ dengan nilai angka 85